Bagaimana Mendengar Suara Tuhan?
Kalangan Sendiri

Bagaimana Mendengar Suara Tuhan?

Claudia Jessica Official Writer
      4187

Lukas 21:8

Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 132; 2 Korintus 5; 1 Samuel 30-31

Dunia adalah tempat yang bising. Di sela-sela bunyi dentangan yang kita sebut sebagai kehidupan, membantu kita mengingat bahwa suara Tuhan dapat kita dengar paling baik ketika kita berada dalam kesunyian. Dan ini adalah suara paling penting yang harus kita temukan untuk berbagai macam alasan.

Apakah kita sedang dihadapkan dengan pilihan dan harus mengambul keputusan, berjuang melalui pencobaan, fakta bahwa suara Tuhan dalam kesunyian dapat membantu kita membedakannya dari hiruk-pikuk alternatif duniawi.

Dengan membedakan mana kehendak Tuhan, dapat membantu mempertimbangkan semua yang bukan berasal dari Tuhan.

Setelah berhasil mengalahkan nabi Baal yang palsu bagi Allah, hidup Elia diancam oleh Ratu Izebel. Nabi besar itu berlari ke padang belantara Bersyeba di Yehuda, berdoa agar Tuhan mengambil nyawanya dan selesai dengan pekerjaannya di bumi. Tetapi Tuhan memiliki banyak rencana lain untuk Elia, jadi Dia datang dan berbicara kepadanya.

1 Raja-raja 19: 11-13 "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Suara Allah tidak ada dalam angin kencang atau gempa bumi, meskipun kita tahu bahwa Dia bisa saja menggunakan media seperti itu untuk menyampaikan pesannya.

Allah yang sama telah menjawab doa-doa Elia untuk mengirimkan api dihadapan bangsawan dan nabi palsu juga memilih untuk berbicara dengannya sendirian di padang belantara. Tuhan mengenal kita di semua tempat dan di mana saja.

Sebagaimana Yesus sendiri memperingatkan kita, tidak semua yang berusaha membujuk kita memiliki niat tulus.

Lukas 21:8 “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.”

Bagaimana kita mengetahui kebenaran ketika kita mendengarnya? Bagaimana kita membedakan ancaman palsu dari kenyataan? Elia tidak dibodohi oleh nabi-nabi palsu, dan dia tahu suara Tuhan ketika berbicara kepadanya.

Keintiman ini lahir dari waktu yang dihabiskan bersama dan dalam ketenangan yang sunyi yang telah dibina untuk hubungan itu. Suara marah bukanlah suara Tuhan, suara yang membujuk kita ke jalan yang salah juga bukan suara Tuhan.

Dan pada saat-saat ketika kita paling takut atau marah pada diri kita sendiri, ada baiknya mencari tempat yang sunyi di mana kita dapat mendengar dan mengenali suara-Nya.

Hak Cipta © 2016 Brian M. Boyce. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami